Seumpama menggebunya keinginan
Menjadi utamanya
Hasrat yang ingin dilukiskan
Kurasa gambar dipuncak grafika
Adalah sebuah tempatnya
Seberapa jauh tempat
Hingga kini telah tertempuh
Tiada sebagian tumpu
Telah dibuatnya melepuh
Tepat mengatakannya sebagai utuh
Semua itu tidak serta merta
Menjadi setara
Dengan apa yang didengarnya
Ketika serpihan-serpihan kecil
Yang baginya pernah disebut
Sebagai puing-puing langit
Juga remah-remah yang dijumpanya
Kenangan akan bagian beban
Juga cara yang disebutnya bertahan
Setegas suaranya tetap meminta
Jangan mandang ini sebuah pelarian
Baginya kecepatan yang dijadikan pembandingnya kala itu hanyalah semu
Ia dalam setengah mimpinya hingga kesadrannya merabakan wujud dirinya yang tanpa sayap...
Hingga sesulit apa untuk menemuinya itu bagian buah pelintir sisi lain para pemilik bibir
Yang konon sebenarnya hanya
Pantas untuk diusir
Atau dibiarkan dengan teratur supaya minggir!
Semoga itu sekarang sudah tidak ada... menjadi gumamnya jauh untuk dikatakan sebagai harapan;
Kutinggalkan tempat duduk
Kubiarkan semau arah pikirnya
Kupilih terus melangkah
Namun tidak sedikitpun
Bincangnya pergi sebelum
Bertemunya cara bagaimana ia
Seharusnya dulu prettyernah datang.